Minggu, 26 Juni 2016

RESUME PERILAKU ORGANISASI

1. TEORI KEPEMIMPINAN
    Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada sudut pandang atau perspektif-perspektif dari para peneliti yang bersangkutan, misalnya dari perspektif individual dan aspek dari fenomena yang paling menarik perhatian mereka. Stogdill (1974: 259) menyimpulkan bahwa terdapat hampir sama banyaknya definisi tentang kepemimpinan dengan jumlah orang yang telah mencoba mendefinisikannya. Lebih lanjut, Stogdill (1974: 7-17) menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai konsep manajemen dapat dirumuskan dalam berbagai macam definisi, tergantung dari mana titik tolak pemikirannya
2. DINAMIKA DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN
 Dinamika dapat diartikan sebagai kemampuan atau kekuatan sekumpulan orang dimasyarakat yang dapat menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat. Jadi, dinamika kepemimpinan itu dapat berubah dan berkembang sesuai dengan kehidupan masyarakat yang bersifat dinamis
3. PROFIL KEPEMIMPINAN
 Dari hasil presentasi dapat saya simpulkan profil kepemimpinan adalah data diri/biodata seseorang mengenai pengalaman memimpin. Misal seperti presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sebelum menjadi presiden menjadi purnawirawan TNI. 
4.KADERISASI DAN KUALITAS KEPEMIMPINAN
  Peningkatan kualitas kepemimpinan berarti suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan, kualifikasi dan kompetensi seseorang dalam memimpin suatu organisasi atau yang lainnya. Untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan harus dilakukan terus menerus dan berkesinambungan, mengingat kondisi kehidupan masyarakat yang dinamis.
5.PENDEKATAN DALAM KEPEMIMPINAN
  pendekatan dalam kepemimpinan adalah cara seseorang pemimpin untuk dapat berkomunikasi dengan bawahannya atau rekan kerjanya,dengan begitu pemimpin dan rekan kerja dapat bekerja sama dalam menjalani pekerjaan ataupun organisasi.
Empat jenis pendekatan yang dapat di gunakan yaitu :
1. Pendekatan sifat
2. Pendekatan keahlian
3. Pendekatan perilaku
4. Pendekatan Situasional
6.PERAN KEPEMIMPINAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
 Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin.
7.PERILAKU ORGANISASI
 Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi).
8.PERILAKU KELOMPOK
Kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergabung untuk mencapai tujuan tersebut. Perilaku organisasi adalah sebuah ilmu yang mempelajari perilaku individu dan perilaku kelompok dalam organisasi, dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Perilaku itu penting dipelajari sebab perilaku akan mempengaruhi performa/kinerja individu yang bersangkutan. Pada gilirannya perilaku individu-individu dalam organisasi ini akan mempengaruhi performa organisasi.
9.PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI
Individu merupakan faktor utama dalam sebuah organisasi. Munculnya perilaku organisasi itu bermula dari perilaku individu. Dalam hal ini, bagaimana organisasi dapat bergerak dalam suatu lingkungan tergantung pada perilaku individu-individu yang ada di dalamnya. Ini membuktikan bahwa, perilaku individu merupakan bekal untuk memasuki suatu lingkungan termasuk lingkungan organisasi.
10.PENGARUH BUDAYA ATAS PERILAKU ORGANISASI
Budaya organisasi merupakan faktor yang sangat penting di dalam organisasi sehingga efektivitas organisasi dapat ditingkatkan dengan menciptakan budaya yang tepat dan dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi. Pengaruh pemanfaatan budaya perusahaan adalah salah satu solusi dalam menghadapi tantangan yang kian kompleks. Bila budaya organisasi telah disepakati sebagai sebuah strategi perusahaan maka budaya organisasi dapat dijadikan alat untuk meningkatkan kinerja. Dengan adanya pemberdayaan budaya organisasi selain akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, juga akan menjadi penentu sukses perusahaan. Sehingga budaya organisasi memiliki dampak yang berarti terhadap kinerja karyawan yang menentukan keberhasilan dan kegagalan perusahaan. Sedangkan kinerja merupakan peranan yang sangat penting, karena tanpanya organisasi hanya merupakan sekumpulan aktivitas tanpa tujuan atau control tertentu
11.MENGELOLA KONFLIK DAN STRES
Stres dan konflik merupakan sebuah cerminan perilaku individu dan kelompok yang dapat mempengaruhi perilaku organisasi secara keseluruhan. Perilaku organisasi mendasarkan diri terhadap apa yang dilakukan orang-orang dalam organisasi dan bagaimana perilaku tersebut mempengaruhi kinerja dari organisasi, dan menyangkut pula mengenai aspek-aspek tingkah laku anggota dalam organisasi atau suatu kelompok tertentu. Organisasi dapat memberikan pengaruh pada anggota dalam organisasi, sebaliknya mereka bisa mempengaruhi organisasi.
12.PERSEPSI DAN KOMUIKASI
Dalam perkembangannya persepsi tergantung pada komunikasi, komunikasi pun tergantung pada persepsi, keduanya merupakan berkaitan sangat erat. Persepsi timbul karena adamya faktor internal dan eksternal, faktor internal antara lain tergantung pada proses pemahaman sesuatu termasuk di dalamnya sistem nilai tujuan.  Sedangkan faktor eksternal berupa lingkungan. Komunikasi timbul karena seseorang ingin menyampaikan informasi keadaan orang lain.
            Komunikasi merupakan hal yang amat penting dalam perilaku organisasi, komunikasi tidak sekedar proses penyampaian informasi yang simbol-simbolnya dapat dilihat, didengar, dan dimengerti, tetapi proses penyampaian informasi secara keseluruhan termasuk di dalamnya perasaan dan sikap dari orang yang menyampaiakan tersebut.  
13.SISTEM ORGANISASI
   Ini membantu untuk memikirkan organisasi sebagai sistem. Sederhananya, sebuah sistem adalah sebuah koleksi terorganisir dari bagian-bagian yang sangat terintegrasi untuk mencapai tujuan secara keseluruhan. Sistem ini memiliki berbagai masukan yang diolah untuk menghasilkan output tertentu, yang bersama-sama, mencapai tujuan keseluruhan yang diinginkan oleh organisasi. Ada umpan balik antara berbagai bagian ini untuk memastikan mereka tetap selarasuntuk mencapai tujuan keseluruhan organisasi. Ada beberapa kelas sistem, mulai dari yang sederhana kerangka sangat sampai ke sistem sosial, mana yang paling kompleks. Organisasi,tentu saja, sistem sosial.

Selasa, 24 Mei 2016

PENGERTIAN KADER DAN KADERISASI

Pengertian Kader dan Kaderisasi

Untuk dapat benar-benar memahami makna dan titik penting kader dan kaderisasi, logisnya kita menjelaskan dulu pengertian kedua term tersebut, baik secara etimologi, terlebih terminologi. Kader berasal dari bahasa Yunani, yaitu cadre, yang berarti bingkai. Sementara secara terminologi, kader adalah subyek yang berada dalam suatu organisasi yang bertugas mewujudkan visi-misi organisasi tersebut. Dari pengertian tersebut, kemudian kita dapat memahami pengertian kaderisasi yang merupakan proses yang dilakukan para kader organisasi dalam mewujudkan visi-misi organisasi. Kaderisasi yang dilakukan oleh para kader tersebutlah yang kemudian membingkai gambaran organisasi agar terlihat lebih jelas dan membedakannya dengan yang bukan gambar ataupun gambaran organisasi lain.

 Jenis-Jenis Kader

Organisasi merupakan kumpulan beberapa individu yang satu tujuan (visi-misi). Yang menjadi pengkhusus organisasi dibanding kumpulan beberapa individu yang lain seperti komunitas, gang dan lainnya adalah sifatnya yang terstruktur, normatif dan sistematis. Terstruktur karena dalam suatu organisasi terbagi beberapa tingkatan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing sesuai kapasitas. Normatif karena dalam suatu organisasi berisikan beberapa norma atau kaidah mengenai apa yang harus dan tidak boleh dilakukan. Di mana setiap anggota organisasi yang mematuhidan melanggar norma tersebut akan dikenakan apresiasi dan sanksi. Sistematis karena dalam suatu organisasi setiap anggota organisasi bekerja dalam suatu sistem dalam rangka mewujudkan tujuan (visi-misi) organisasi tersebut. Perbedaan kapasitas dan dedikasi yang dilakukan oleh setiap anggota terhadap suatu organisasi meniscayakan perbedaan posisi dalam suatu struktur. Prinsip umumnya adalah jika suatu subyek yang kecil (anggota) mengelola obyek yang besar (organisasi) kemungkinan besarnya adalah obyek yang besar tersebut akan mengecil. Kemungkinan kecilnya adalah subyek yang kecil tersebut ikut membesarkan obyek yang memang sudah besar tadi. Kemungkinan kecil tersebut dapat menjadi besar, selama subyek yang dimaksud memperbesar pikiran dan tindakannya. Ditinjau dari kapasitas dan dedikasi yang telah dilakukannya dalam suatu organisasi, hanya akan terbagi 2 jenis anggota; senior dan junior. Senior adalah anggota (subyek) yang melakukan kaderisasi pada anggota organisasi lainnya. Sementara junior adalah anggota (obyek) yangharus melewati kaderisasi yang dilakukan oleh anggota lainnya. Dari kaderisasi yang dilakukanantara senior dan junior akan melahirkan 3 jenis anggota organisasi anggota yang memiliki junior tapi tidak memiliki senior di atasnya, anggota yang memiliki junior dan juga memiliki senior di atasnya, dan.Anggota yang tidak memiliki junior tapi memiliki senior di atasnya. Dari klasifikasi di atas, kemudian dapat dibedakan antara kader dan yang bukan kader. Anggota tingkat pertama merupakan kader terbaik bahkan dapat dikatakan pendiri organisasi. Anggota tingkat kedua merupakan kader yang bertugas membantu kader tingkat pertama dalam melakukan kaderisasi demi terwujudnya tujuan (visi-misi) organisasi. Sedangkan anggota tingkat terakhir adalah calon kader yang merupakan target kaderisasi yang juga termasuk bagian dari proses mewujudkan tujuan suatu organisasi. Contoh kader-mengkader yang tepat adalah Socrates yang mengkader Plato dan Aristoteles. Bagi Indonesia sendiri, kita dapat mencontoh H.O.S Cokromianoto yang mengkader Soekarno.

Faktor-Faktor Progresivitas Kaderisasi

 Aristoteles mengajarkan kita mengenai 4 macam sebab yang membuat suatu akibat dapat eksis. 4 macam sebab yang dimaksud, yaitu; 1.Sebab Efisien, adalah sebab yang bertugas sebagai subyek yang mengadakan akibat. Misalnya roti adalah suatu akibat, maka sebab efisiennya adalah koki. 2.Sebab Final, adalah sebab yang bertugas sebagai tujuan universal yang mengadakan akibat. Misalnya roti adalah suatu akibat, maka sebab finalnya adalah makanan. 3.Sebab Formil adalah sebab yang bertugas sebagai tujuan partikulir (bentuk) yang mengadakan akibat. Misalnya roti adalah suatu akibat, maka sebab formilnya adalah donat. 4.Sebab Materil adalah sebab yang bertugas sebagai susunan (bahan-bahan) yang mengadakan akibat. Misalnya roti adalah suatu akibat, maka sebab materilnya adalah tepung terigu, telur, air dan lainnya. Sebab-sebab tersebut dapat pula dinamakan faktor-faktor. Jika dikaitkan kembali pada konteks kaderisasi, maka faktor-faktor yang mengembangkan atau progresivitas kaderisasi, tentunya juga terdapat 4 faktor, diantaranya; 1.Faktor senior. Senior yang dimaksud di sini adalah senior secara umum, baik anggota tingkat pertama, maupun kedua. Untuk anggota tingkat pertama, pemikiran dan tindakan mereka yang menjadi penentu progresivitas kaderisasi. Betapa tidak, kader terbaik inilah yang menjadi sebab awal atau pendiri suatu organisasi. Merekalah founding father yang menentukan cetak biru, norma dan tujuan organisasi. Tidak dapat dimungkiri, anggota tingkat kedua juga termasuk senior yang menjadi faktor progresivitas kaderisasi. Semakin besar kapasitas dan dedikasinya dalam kaderisasi, maka semakin besar pula perannya sebagai faktor progresivitas kaderisasi. Karena kapasitas dan dedikasi tidak berbicara lagi tentang siapa yang lebih dulu hadir dalam suatu organisasi, tapi siapa yang paling berperan dan dibutuhkan dalam suatu organisasi. 2.Faktor Tujuan. Tujuan atau visi-misi organisasi merupakan salah satu bagian penting dalam progresivitas kaderisasi. Tujuan tidak boleh terlalu tinggi, hal itu membuat anggota sulit mencapainya. Tujuan juga tidak boleh terlalu rendah, karena membuat anggota tidak bekerja cerdas dan keras untuk mencapainya. Tujuan inilah yang menjawab pertanyaan mau di bawa kemana kaderisasi tersebut. Tujuan sering dilekatkan dengan visi-misi. Visi yang diserap dari bahasa Inggris, yaitu vision berarti pandangan ke depan terhadap apa yang di lihatnya hari ini. Sementara misi yang juga diserap dari bahasa Inggris, yaitu mission berarti langkah-langkah dalam mewujudkan misi tersebut. Visi dan Misi tidak dapat dilepaskan dari kaderisasi dalam suatu organisasi. 3.Faktor Keteladanan. Senior yang bertugas mengkader junior harus mempertanyakan ke dalam dirinya sendiri sebelum mengkader bahwa junior yang ia kader mau dibentuk menjadi kader yang seperti apa? Jawaban yang paling logis adalah menjadi kader seperti dirinya atau bahkan melebihi dirinya sendiri. Tentulah keteladanan harus menjadi prinsip dari setiap senior. Karena junior yang ia kader akan meneladani pemikiran dan tindakannya. Di mana senior yang diteladani juga meneladani pemikiran dan tindakan senior yang mengkadernya. Pertanyaannya kemudian adalah siapa yang diteladani oleh kader terbaik atau anggota tingkat pertama? Mereka meneladani tujuan yang termaktub dalam visi-misi, norma atau konstitusi organisasi. Itulah mengapa kader terbaik sering diasosiakan pada mereka yang pemikiran dan tindakannya paling sesuai dengan tujuan organisasi, terlepas apakah ia yang paling awal atau belakangan masuk dalam suatu organisasi. 4.Faktor Program Kerja. Umumnya, program kerja merupakan perwujudan kongkrit suatu tujuan organisasi yang konsisten dilakukan 1 hingga 5 tahunan. Keberhasilan mewujudkan program kerja akan mendapatkan penghargaan, baik dari pihak internal organisasi, maupun eksternal organisasi. Sementara kegagalan atau kurangnya perwujudan program kerja akan mendapatkan sanksi, baik sanksi administratif, denda, maupun sanksi moral. Keberhasilan dan kegagalan tersebut dapat terlihat jelas dan lengkap dalam rapat akhir untuk laporan pertanggung- jawaban. Akumulasi dan optimalisasi program kerja mengakibatkan suatu pola kaderisasi yang progresif. 

Memaknai Pentingnya Kaderisasi

 Akhirul kata, untuk menjawab pertanyaan apakah kaderisasi bermakna dan penting dapat kita mempertanyakan kembali; apakah ada manusia yang sempurna dengan sendirinya? Jika tidak, kaderisasi adalah jawaban bagi proses manusia menuju kesempurnaan. Kaderisasi itu bermakna karena menjadikan manusia semakin memanusiakan dirinya dan juga manusia lain. Meningkatkan nilai-nilai kemanusiaanya. Kaderisasi itu penting karena dari dulu hingga sekarang dan di daerah mana saja dilakukan oleh manusia (universal), dilakukan oleh manusia yang satu terhadap manusia lainnya (obyektif) dan tanpa kaderisasi manusia akan menghilangkan nilai-nilai kemanusiaannya (substansial). Jadi, berapakah kadermu sekarang?

Profil Kepemimpinan Ahmadinejad

AHMADINEJAD 
Profil dan Biografi Mahmoud Ahmadinejad. Dikenal sebagai salah satu pemimpin yang mempunyai kesederhanaan. Mahmoud Ahmadinejad atau bisa dibaca Ahmadinezhad dilahirkan pada tanggal 28 Oktober 1956. Ia adalah mantan Presiden Iran yang keenam. Jabatan kepresidenannya dimulai pada 3 Agustus 2005. Ia pernah menjabat walikota Teheran dari 3 Mei 2003 hingga 28 Juni 2005 waktu ia terpilih sebagai presiden. Ia dikenal secara luas sebagai seorang tokoh konservatif yang mempunyai pandangan Islamis. Lahir di desa pertanian Aradan, dekat Garmsar, sekitar 100 km dari Teheran, sebagai putra seorang pandai besi, keluarganya pindah ke Teheran saat dia berusia satu tahun. Dia lulus dari Universitas Sains dan Teknologi Iran (IUST) dengan gelar doktor dalam bidang teknik dan perencanaan lalu lintas dan transportasi.
Kepemipinan Ahmadinejad
Dunia barat memandang Ahmadinejad sebagai pemimpin kontroversial. Menjadi ancaman bagi perdamian dunia yang sebenarnya tidak pernah damai. Apapun setigma yang dicapkan Ahmadinejad tidak mengurangi karismatik yang dimilikinya. Dari pernyataan dan sikapnya, apapun yang melatarbelakanginnya, entah kepentingan politik dalam negeri atau luar negeri Ahmadinejad sebagai seorang pemipin memiliki karakter yang dapat menjadi teladan bagi pemimpin dunia lainnya.

  1. Berani: Apa yang diungkapkan oleh Ahmadinejad terkait ketidakadilan di forum PBB adalah rahasia umum yang tidak hanya diketahui oleh seorang presiden, orang biasa dan anak sekolah pun tahu. Namun dia berani mengungkapkan unek-unek dunia di forum PBB. Politik luar negeri yang ditempuh Ahmadinejad sepenuhnya untuk mempertahankan kedaulatan negaranya. Sedangkan, didalam negerinya dia tidak segan untuk berhadapan dengan kaum liberal dan sekluer dari kelas atas yang tediri dari orang-orang kaya di Iran yang hanya mementingkan diri sendiri.
  1. Tegas: Baik didalam dan diluar negeri, Ahmadinejad terkenal dengan ketegasanya. Berani mengambil sikap tidak populer di kancah internasional yang menyebabkan Iran selalu dijatuhi sangsi. Didalam negeri, Ahmadinejad tegas mengambil sikap terhadap pejabat yang melakukan penyelewengan dan tidak patuh terhadap konstitusi.
  1. Sederhana:Untuk yang satu ini tidak diragukan lagi, dan mingkin satu-satunya presiden yang paling sederhana di dunia. Setelah menjadi presiden Ahmadinejad masih menempati rumah pribadinya yang sederhana, naik pesat terbang dengan kelas ekonomi, breakfast hanya dengan sandwiches atau roti yang disiapkan oleh istrinya. Bahkan ada salah satu foto yang menggambarkan dia tidur di lantai di ruang tamu dengan bantal matras. Sebagai Presiden Ahmadinejad tidak pernah mengambil gajinya dengan alasan masih banyak rakyatnya yang dihdup kekurangan. Dan yang paling mengagumkan sebagai seorang presiden ketika Sholat Berjamaah dia tidak harus berada di barisan paling depan.
Setelah mengetahui hal tersebut, tidak heran jika Ahmadinejad terpilih selama dua periode menjadi presiden Iran. Tiga karakter Ahmadinejad sebagai seorang pemimpin diatas menjadikan dia dicintai rakyatnya, walaupun diluar negaranya dia dipandang sebagai ancaman, dihujat dan dikucilkan dari pergaulan internasional.
Dalam padangannya, seperti pada umumnya pemimpin dari timur Ahmadinejad menentang keras ide kenegaraan “seperation of church and state” (atau mosque and state for that matter) yang mengindikasikan atau berjutuan “seperation of power and ethical bahavior” (memisahkan kekuasaan dengan tingkah laku etika atau moral). Pada sebuah kesempatan di depan mahasiswa Amir Kabir University pernah menjelaskan tujuan pemerintahannya yang diantaranya:
  •   The first thing to act justly, is to stop those that want more than they deserve and all their wishes fulfilled.
  •   We aren’t fighting the private sector, but we are against people thinking they own the country.

Pandangan Ahmadinejad
Ahmadinejad juga mengukapkan Padangan keterkaitan barat dengan korupsi yang terjadi di negaranya dengan kesimpulan sbb:
So, di dunia nyata baik buruk seseorang adalah tergantung pada yang menilainya. Yang pasti bagi seorang pemimpin adalah menjalankan sepenuhnya apa yang dia yakini apapun konsekwensinya. Pemimpin yang baik sadar betul bahwa kunci keharomisan dalam suatu organisasi atau masyarakat adalah keadilan. Ahmadinejad berani menyuarakan keadilan, tegas menentang kelaliman, didepan pemipin Amerika dan Barat dia sigap waspada, berdiri sama tinggi duduk sama rendah, didepan pemuka agama dia tunduk memohon doa restu. Bukan sebaliknya, pemuka agama yang memohon restu pada penguasa. Itulah sekilas tentang kepemimpinan Ahmadinejad sebagai Presiden Iran yang saya tangkep. Lainnya, terserah masing-masing.

Minggu, 17 April 2016

Fungsi kepemimpinan


2. FUNGSI KEPEMIMPINAN



Setiap pemimpin dalam sebuah kepemimpinan mempunyai sebuah fungsi atau tugas pokoknya dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai pemimpin. Pada umumnya setiap pemimpinan mempunyai fungsi dan tugas pokok yang sama, diantaranya :
  1. Sebagai perencana : Setiap pemimpin wajib mempunyai sebuah perencanaan untuk organisasinya ataupun untuk diri sendirinya selaku penanggung jawab demi tercapainya tujuan organisasinya. Perencanaan itu sendiri bisa saja tertulis ataupun tidak tertulis.
  2. Fungsi memandang ke depan : Artinya disini seorang pemimpin di tuntut harus selalu siaga untuk apapun yang akan terjadi kedepannya. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya pekerjaan yang dituju tidak mengalami hambatan dan kerugian.
  3. Sebagai pengembangan loyalitas : Dalam hal ini pemimpin harus bisa memberi teladan dalam hal sikap dan perkataan agar di setiap tingkatan dibawahnya mempunyai tingkat keloyalan dan kesetiaan yang tinggi terhadap pemimpin itu sendiri dan organisasinya.
  4. Sebagai pengawas : Pada umumnya setiap pemimpin mempunyai tugas utama sebagai pengawas. Dengan adanya pengawasan, pemimpin dapat melihat produktifitas kerja sumber daya manusianya serta memudahkan pemimpin memecahkan masalah yang menghambat dalam kegiatannya agar kembali berlangsung sesuai rencana.
  5. Sebagai pengambil keputusan : Disinilah keberanian seorang pemimpinan dibuktikan dalam hal pengambilan keputusan. Dimana Keputusan itu sangatlah berpengaruh terhadap kelangsungan hidup organisasinya maupun dirinya.
  6. Sebagai pemotivasi : Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan prestas yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya.
  7. Fungsi pemeliharaan : Fungsi ini mengusahakan kepuasan baik bagi pemeliharaan dan pengembangan kelompok untuk kelangsungan hidupnya.   

Arti kepemimpinan

1. ARTI KEPEMIMPINAN


Dalam artikel ini saya akan menjelaskan arti dari kepemimpinan. Apa sih yang kalian ketahui tentang kepemimpinan. Dilihat dari kata dasar nya adalah “pemimpin” yang artinya orang yang memimpin, yang mempunyai pengaruh dalam kelompoknya. Menurut beberapa ahli pengertian kepemimpinan itu adalah :
  1. F. A. Nigro (1965) : kepemimpinan ialah mempengaruhi aktifitas orang lain.
  2. Hemhill dan Coon (1995) : Kepemimpinan merupakan sikap dari seorang individu yang memimpin berbagai kegiatan dari suatu kelompok menuju suatu tujuan yang ingin dicapai bersama–sama.
  3. Rauch dan Behling (1984) : Kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan suatu kelompok yang diorganisasi menuju arah pencapaian sebuah tujuan.
  4. Tannenbaum, weschler, dan Massarik (1961) : Kepemimpinan ialah sebuah pengaruh antar pribadi, yang dijalankan pada keadaan tertentu, serta diarahkan lewat proses komunikasi, menuju arah pencapaian satu tujuan tertentu atau lebih.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, saya menarik kesimpulan bahwa kepemimpinan itu adalah kepribadian seseorang yang mampu mempengaruhi atau mempunyai kesanggupan untuk mengatasi sedemikian rupa orang dalam mengatur aktifitas suatu kelompoknya dengan terorganisasi untuk mewujudkan tujuan bersama.
Tipe kepemimpinan ada 4 :
  1. Kepemimpinan Diktatoris : Memimpin dengan cara mengertak, menguasai
  2. Kepemimpinan Otokratis : Pemusatan otoritas dan pengambilan keputusan pada pimpinan
  3. Kepemimpinan Demokratis : Berdasarkan pada desentralisasi kekuasaan dan pengambilan keputusan
  4. Kepemimpinan Laisez-faire : Membiarkan kelompoknya menetapkan tujuan dan keputusannya.
Tinggal kalian lihat dari 4 tipe kepemimpinan tadi mana yang menurut kalian, pas dengan diri kalian ? Kalo saya sendiri sih lebih ke arah tipe ke empat.
Dinamika Kepemimpinan itu intinya adalah perubahan ataupun pergantian kepemimpinan. Menurut saya dinamika kepemimpinan bisa terjadi karena adanya perubahan perkembangan dalam kehidupan masyarakat dalam intensitas waktu yang tidak diketahui. Perubahan itu mencakup dalam segi kondisi sosial, politik, ekonomi, budaya, selera dan kepentingan masyarakat, kepentingan masyarakat, kepentingan elit politik, dan kapabilitas dari pemimpin itu sendiri.

Dalam perjalanannya, manusia banyak melakukan interaksi dan banyak mendapatkan pengalaman hal ini lah yang menimbulkan adanya perubahan dan perkembangan sehingga secara otomatis perwujudan kepemimpinan juga bersifat dinamis. Maka dari itu sebuah kepemimpinan harus turun langsung atau menyentuh berbagai segi kehidupan manusia dan setiap pemimpin di haruskan mempunyai sifat kemanusiaan, demokrasi, menyayangi, dan juga harus menjadi mahkluk sosial. Semua itu agar seorang pemimpin mengetahui apa-apa saja masalah yang terjadi di dalamnya, nah di dalam situasi itu lah sosok pemimpin dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah atau konflik tersebut.